Rotasi Asia ID – Wajah anggota LSM dibacok hingga akhirnya meregang nyawa oleh Andi Trio Santoso (32), suami pemilik warung nasi di depan Kantor BPKAD Kompleks Perkantoran Pemda OKU Selatan. Penyebabnya, gara-gara pelaku mendengar korban menyebut “adek sayang” pada istrinya.
Korban Abdul Kudus (57), sempat dilarikan ke IGD RSUD Muaradua guna mendapatkan pertolongan, namun nyawanya tak tertolong.
Peristiwa berdarah itu bermula saat korban yang merupakan oknum LSM Wahana Aspirasi Masyarakat (WAS) bersama rekannya Risman selesai minum kopi di warung milik pelaku.
Kemudian saat membayar pesanan kopi, korban sempat menggoda istri pelaku bernama Isna (47). Candaan itu malah didengar oleh pelaku Andi yang baru pulang dari kebun.
Karena tersinggung mendengar perkataan korban, pelaku yang baru membina rumah tangga selama 3 bulan itu langsung mendatangi korban dan menebaskan parang yang dibawanya tepat mengenai wajah korban.
Korban yang diserang tiba-tiba dengan senjata tajam panik, terkena bacokan luka diwajah yang berlumur darah korban yang nyawanya terancam sempat menyelamatkan diri masuk ke gerbang perkantoran BPKAD OKU Selatan.
Alhasil, puluhan pegawai yang berdinas di Kantor tersebut histeris ketakutan mendapati pemandangan mengerikan. Hingga akhirnya pihak kepolisian dan bantuan medis ambulance tiba dilokasi kejadian. Namun setelah sempat mendapatkan perawatan medis, sekitar pukul 18.15 WIB korban meninggal dunia.
Kapolres OKU Selatan AKPB Zulkarnain Harahap melalui AKP Apromico membenarkan peristiwa penganiayaan itu. Sedangkan pelaku sudah diamankan guna penyidikan lebih lanjut.
“Ya, kasus penganiayaan dugaan sementara karena kesalahpahaman dan cemburu,” ujar Apromico.
Diinterogasi di ruang periksa Pidum Satreskrim Polres OKU Selatan, tersangka Andi Trio Santoso mengaku menyesal telah menewaskan korban. Ia beralasan hal itu spontan dilakukan karena korban memanggil istrinya dengan dengan sebutan ‘adek sayang’ di bagian dapur warung nasi depan kantor BPKAD OKU Selatan.
“Saat itu, saya pulang dari kebun mau makan, baru mau ngeletakan tas, tiba-tiba dia datang langsung manggil “adek sayang,” ujar pelaku, menirukan korban saat diwawancara Selasa (16/2).
Spontan, dengan kondisi masih lelah sepulang bekerja dari kebun, emosinya memuncak tak terkendali yang tanpa basa-basi membacok korban, beberapa kali menggunakan sebilah parang dipingganganya.
“Aku gak bilang apa-apa lagi, langsung saya bacok,” ujarnya.
“Saya emosi sebab harga diri seorang suami, merasa dilecehkan karena dia (korban) menggoda istri saya di depan mata saya,” ujar tersangka dengan nada terbata-bata.
Tersangka yang baru membina rumah tangga selama 3 bulan lebih, menduga saat itu korban tidak mengetahui keberadaannya, dilihat saat kejadian korban sempat terkejut melihat pelaku berada didapur pulang dari kebun.
“Dia terkejut pas ada aku disana, akupun emosi aku langsung naik darah,” terangnya.
Bahkan, tersangka menyebut tak sempat meletakan parang dari kebun dan langsung digunakan menyerang korban, masing-masing dua kali kearah bagian kepala, dan satu tusukan dibagian badan samping bagian kiri.
“Posisi parang masih dibadan masih saya bawa, saat itu sebelum kejadian baru mau saya lepas di badan, tapi dia ngomong kayak gitu,”ucapnya.
“Saat itu, serangan pertama saya bacok arah kuping dia terjatuh, kemudian kebagian mulutnya dan bagian badan,” tambahnya.
Pasca menyerang korban dan melihat pelaku telah terluka parah, dan berupaya menyelamatkan diri kearah pos kantor BPKAD Komplek perkantoran Pemkab OKU Selatan.
Saat itu ia tak melakukan pengejaran, berusaha menenangkan diri dibagian dapur.
“Tidak saya kejar, saat itu dia (korban) sudah gak bisa ngomong, saya biarkan pergi.”
“Saya nunggu didapur karena untuk menyerahkan diri kekepolisian didepan kondisi sudah ramai orang-orang,” ujarnya.
Disisi lain, setelah diserang korban sudah tak berdaya tanpa melakukan perlawanan menyelamatkan mencari pertolongan menuju kearah gerbang Kantor BPKAD Komplek Perkantoran Pemkab OKU Selatan tepatnya wilayah Desa Pelangki Kecamatan Muaradua OKU Selatan.
Tersangka mengatakan, baru membina rumah tangga bersama istrinya Isna (47) selama lebih dari 3 bulan terakhir, dan mulai membuka usaha warung nasi depan gerbang Kantor BPKAD Komplek perlantoran Pemkab OKU Selatan sejak sebulan belakangan ini.
Dikenal pendiam, pelaku yang keseharian banyak menghabiskan bekerja dikebun itu mengatakan, sama sekali tak mengenal korban.
Baca Juga: Wisata Negeri di Atas Awan Banten: Panduan dan Tips Travelingnya
“Setelah kejadian, didepan sudah ramai istri menyurug saya diam didapur, nanti dipanggil dia hingga petugas kepolisian tiba,”kata Dia lagi.
Tersangka Andi menyebut tak bermaksud menghabisi nyawa pelaku, hendak memberi efek jera atas kelancangan korban terhadap istrinya, namun pasca korban dikabarkan meninggal tersangka Andi mengaku menyesal dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku dijerat pasal 338 subsider 353 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. [*]




