Hepatitis merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebab Hepatitis di antaranya mulai dari infeksi virus hepatitis (A, B, C, D, E, F, dan G). Selain itu, Hepatitis juga disebabkan oleh perlemakan hati kronis akibat gaya hidup modern yang kurang gerak dengan pola makan tinggi lemak dan karbohidrat.
Keracunan alkohol dan obat-obatan termasuk obat tradisional juga menjadi penyebab Hepatitis. Sedangkan di Indonesia, hepatitis lebih banyak disebabkan oleh infeksi virus.
Pedarangan pada hati (radang hati) yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis, paling umum dijumpai adalah hepatitis A, B, dan C.
Gejala hepatitis A dan B biasanya dimulai atau ditandai dengan adanya demam, pegal otot, mual, warna mata menjadi kuning dan air seni berwarna kemerahan. Namun, tidak semua orang mengalami gejala seperti itu.
Sedangkan gejala hepatitis C biasanya lebih ringan, bahkan tanpa gejala sampai tahap berlanjut.
Pada umumnya, setelah terserang hepatitis A, penderita dapat sembuh secara sempurna. Sebagian besar penderita hepatitis B dapat sembuh, tapi sekitar 5-10% dapat berkembang menjadi kronik kemudian sirosis hati, dan sebagian kecilnya menjadi kanker hati.
Penderita hepatitis C lebih banyak yang menjadi kronik dan berkembang menjadi sirosis hati serta sebagian kecil menjadi kanker hati. Memerlukan waktu 17-20 tahun untuk seorang penderita hepatitis B dan C berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati. Kedua kondisi tersebut sulit diobati dan masa survivalnya pendek, yang akhir-akhirnya adalah kematian.
Berbeda dengan hepatitis A yang lebih banyak ditularkan dari makanan yang terkontaminasi, penularan hepatitis B adalah melalui kontak darah atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Hepatitis A dan B ada vaksin pencegahannya dan sebagian besar penderitanya akan sembuh tuntas dan punya kekebalan seumur hidup.
Sedangkan hepatitis C, menular secara langsung dari penderita kepada orang lain melalui darah yang mengandung virus tersebut dan tidak ada vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis C.
Banyak remaja yang memakai tato, tindik telinga yang sekarang sedang trend atau menggunakan jarum suntik narkoba bersama penderita hepatitis B dan hepatitis C, tidak menyadari dirinya berisiko tinggi tertular.
Sekitar 90% orang yang terkena hepatitis B atau C tidak menunjukkan gejala yang spesifik pada tahap awal sehingga sulit untuk mengetahuinya.
Oleh karena itu, penting melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai langkah awal untuk mengetahui apakah ada hepatitis atau tidak. Pencegahan dengan imunisasi juga sangat menghemat biaya jika dibandingkan dengan biaya penyembuhan.
Pencegahan hepatitis yang tak kalah penting adalah dengan melakukan perbaikan gaya hidup sehat. Tinggal sama-sama dengan penderita hepatitis sebetulnya tidak apa-apa, karena hepatitis B dan C ditularkan melalui darah, bukan makanan. Hindari penggunaan jarum suntik, pisau cukur, sikat gigi, dan barang pribadi lain yang bisa menimbulkan pendarahan secara bersama.
Dalam rangka memperingati World Hepatitis Day, Laboratorium Klinik Prodia memberikan tarif spesial untuk pemeriksaan Paket ProHealthy Liver dan keringanan biaya 20% untuk test khusus (HBV DNA, HCV RNA, HCV Genotype) mulai 29 Juli hingga 31 Agustus 2019. Informasi lebih lanjut, kunjungi www.prodia.co.id atau hubungi Kontak Prodia 1500-830. (*)