Hal tersebut berbeda lagi dengan etika yang ada di negeri Tiongkok sana. Pada Tiongkok, sebaiknya kala bertamu kamu tidak menghabiskan makanan yang disajikan, karena nanti dianggap kurang sopan. Tuan rumah bisa mengira porsi tersaji masih kurang. Sisakan sedikit sajian yang diberikan ya.
Seperti halnya di Indonesia, pada Thailand garpu tidak dipakai untuk menyantap nasi. Garpu lebih sering digunakan untuk mengambil atau memakan panganan lain. Kalau kamu ketahuan memakai garpu untuk nasi, maka kamu bisa dianggap rendahan, atau norak. Hal ini juga berlaku kalau memakan nasi memakai sumpit.
Utamanya setelah mendapat hidangan dari tuan rumah kamu akan berterima kasih dengan mengatakannya. Namun hal ini berbeda dengan norma pada suku Eskimo. Sebab, disana ketika kamu kentut setelah makan, kamu dianggap sudah berterimakasih. Makanya, jangan malu kalau kentut ya.
Etika Makan di Negara Lain, yang Tidak Kalah Unik
Selain kebiasaan yang tadi sudah disebutkan di atas, masih ada etika lain yang sebaiknya kamu ketahui. Misalnya pada negara Italia. Jangan sampai kamu minta keju tambahan saat pesan pizza ya. Sebab dinilai kurang sopan. Selain itu, jangan mendahului makan pesananmu, tunggulah sampai pesanan temanmu tiba.
Kebiasaan tidak kalah unik lainnya juga ada di Timur Tengah. Timur Tengah sendiri mencakup semenanjung Arab dan Afrika. Disana, kamu tidak boleh menyia-nyiakan makanan jatuh. Sebab, penduduk lokal akan mengambil makanan jatuh dan mengangkat hingga ke kening baru menaruhnya di piring, sebagai penghormatan.
Tidak seperti Indonesia, cara makan Jepang memakai sumpit. Nah, jangan sampai kamu menjepit makanan dengan dua pasang sumpit ya. Sebab, proses kremasi di sana penjempitannya memakai dua sumpit. Selain itu, menghirup kuah di mangkuk adalah hal yang lumrah dilakukan oleh penduduk lokal.
Etika yang dilarang lainnya datang dari negara Iran. Di Iran kamu bisa dianggap kurang baik, jika menjilati jari ke mulut. Selain itu, penduduk lokal akan banyak makan siang di saat musim panas. Setelah itu istirahat dalam beberapa waktu. [bgze]