Artikel Wisata, Berita Viral & Keuangan
Minggu, 7 Desember 2025
No Result
View All Result
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
No Result
View All Result
Artikel Wisata, Berita Viral & Keuangan
No Result
View All Result
  • BERITA
  • google news
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
Home News
Sumber foto; Kompas.com.

Sumber foto; Kompas.com.

Diburu ISIS dan Kepalanya Dihargai Rp 14 Miliar! Simak Kisah Sniper Cantik ini…

Penulis: Zainal
27 Juni 2019 | 15:31 WIB
in News
A A

Rotasi News – Sempat menjadi perbincangan pada 2017 lalu, usai mengklaim telah membunuh 100 anggota ISIS, seorang perempuan yang menjadi penembak runduk alias sniper dalam perang di Suriah ini kini kembali menjadi topik pembicaraan.

Joanna Palani, yang kini berusia 26 tahun, merupakan perempuan berkewarganegaraan Denmark, yang dikenal akan kisahnya terlibat dalam peperangan melawan ISIS di Suriah. Palani bergabung dengan Unit Perlindungan Wanita Kurdi (YPJ) pada 2014 silam dan bertugas sebagai penembak runduk.

ADVERTISEMENT

Selama berperang melawan ISIS, Joanna mengaku telah menembak mati hingga 100 anggota ISIS. Akibatnya, Palani diburu oleh ISIS dan kepalanya dihargai hingga 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar. Tak hanya itu, setelah kembali dari peperangan, dia juga harus menjalani hukuman penjara selama sembilan bulan di Denmark karena telah bergabung dan berperang sebagai seorang prajurit tidak resmi.

Pemerintah Denmark juga telah menjatuhkan larangan untuknya ke luar negeri untuk Palani, dan paspor miliknya dicabut. Asal Usul Keluarga Palani lahir di sebuah kamp pengungsian di Gurun Ramadi, Irak, selama Perang Teluk pada 1993. Dia memiliki garis keturunan Iran-Kurdi dan bermigrasi ke Denmark saat masih berusia tiga tahun.

ADVERTISEMENT

Dia dan keluarganya saat itu diberangkatkan menuju Denmark sebagai bagian dari program kuota untuk para pengungsi. Keluarga Palani harus meninggalkan Iran Kurdistan karena alasan politik dan kebudayaan. Terutama karena pemerintahan oleh mantan pemimpin tertinggi Iran, Khomeini.

“Keluarga saya menentang perang Islam yang dimulai oleh Khomeini terhadap kaum Kurdi Sunni,” ujarnya.

“Kedua ayah dan kakek saya adalah pejuang Peshmerga.. Pada akhirnya, kami harus meninggalkan Kermanshah menuju Ramadi di Irak,” tambahnya.

Denmark menjadi dunia yang sama sekali baru bagi Palani dan keluarganya, di mana dia tumbuh menjadi remaja dan sadar akan budaya patriarkal yang telah menyebar luas ke wilayah Timur Tengah. Palani menjadi terdorong untuk memulai revolusi melalui aksi militan.

Pergi ke Medan Perang

Pada 2014, Palani memilih keluar dari perguruan tinggi di usia 21 tahun dan melakukan perjalanan ke Suriah. Palani menceritakan pengalamannya berperang di garis terdepan ke dalam buku karyanya, yang berjudul “Freedom Fighter: My War Against ISIS on the Frontlines of Syria”, yang dirilis pada awal tahun ini.

“Saya mengawali dengan menjadi penyabot militan, tetapi selama pertempuran terakhir di Suriah, saya menjadi penembak runduk,” kata Palani.

“Saya dilatih oleh banyak kelompok di Kurdistan dan di luar wilayah Kurdi di Suriah,” tambahnya.

Selama di Timur Tengah, Palani adalah bagian dari pasukan yang membebaskan sekelompok gadis Yazidi yang diculik untuk dijadikan budak seks di Iran. Dia juga dilaporkan memerangi pemerintahan rezim Bashar al-Assad di Suriah.

Pulang ke Denmark

Kembali ke Denmark, Joanna Palani, menghadapi kehidupan yang berbeda dengan saat sebelum dirinya ke Suriah. Dia dipandang sebagai sosok yang berbahaya oleh masyarakat, bahkan orang-orang terdekatnya.

Meski dia mengaku sadar dengan konsekuensi dari pilihannya bergabung dalam perang melawan ISIS, namun dia tidak menyangka bakal diusir oleh keluarganya sendiri sebagai hasil dari ideologinya.

“Dulu dalam pemikiran saya tentang konsekuensi pilihan saya adalah kemungkinan saya akan ditangkap oleh ISIS,” ujarnya.

“Saya tidak pernah percaya bahwa hasilnya, yang berdampak pada hidup saya, akan muncul dari orang-orang yang saya cintai,” tambahnya.

Palani mengatakan, hal yang paling menyedihkan adalah bahwa ketakutan, bahaya, dan kebencian yang dirasakannya dari musuh-musuhnya di medan perang, tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakannya ketika komunitasnya sendiri meninggalkannya.

Kembali ke Denmark terbukti lebih sulit dari yang semula dipikirkannya, terutama karena masalah keuangan dan sosial, termasuk saat pemerintah Denmark menjatuhkan hukuman sembilan bulan penjara.

Tanpa uang, tempat tinggal, maupun lingkungan sosial yang tersedia baginya, Joanna merasakan pemerintah yang seharusnya menfasilitasi pejuang yang kembali, menjadikan segala sesuatunya menjadi lebih sulit.

“Saya tidak pernah memiliki seseorang yang hadir di persidangan untuk mendampingi saya.” “Negara yang sama di mana saya rela mempertaruhkan hidup, kini ingin merenggut kebebasan saya. Sampai saat ini, saya praktis tidak memiliki apa-apa,” ujarnya.

Harapan dari Memoar

Sementara banyak pejuang maupun ekstremis yang kembali dari perang mendapat dukungan mentor dan konseling psikologis untuk transisi kembali ke masyarakat, Palani merasa dirinya tersisih.

“Yang lain sudah diurus sedangkan saya dihukum. Saya tidak berjuang untuk iman atau bangsa saya sendiri, tetapi juga dunia luar yang terancam oleh keberadaan ISIS.”

“Saya tidak menyangkal keputusan itu dibuat sepenuhnya oleh diri saya sendiri.. Saya harus berpegang teguh dan menjaga kepala saya tetap tegak,” kata Palani.

Sementara Palani berusaha untuk menjalani persoalan hukumnya, dia merasakan apa yang dia sebut sebagai “pengkhianatan besar”. Memoarnya yang berjudul “Freedom Fighter: My War Against ISIS on the Frontlines of Syria”, yang ditulisnya saat malam-malam yang penuh tekanan dan tanpa tidur, memberinya harapan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ‘Diburu ISIS dan Kepalanya Dihargai Rp 14 Miliar, Siapakah Joanna Palani?‘

Tags: ISISJoanna PalaniiSniper
Share4SendShare

Related Posts

Pendakian menegangkan di Gunung Slamet, seorang pendaki hilang misterius setelah terdengar suara kentongan dan tercium aroma kemenyan.
News

Kisah Pendaki Gunung Slamet Hilang Misterius Setelah Ada Suara Kentongan dan Aroma Kemenyan

Penulis: Nia Lizara
31 Desember 2023 | 04:27 WIB

ROTASIASIA.COM - Dalam keheningan yang menyelimuti Gunung Slamet, sebuah gunung megah di Jawa Tengah, terdapat kisah seram yang membuat bulu...

Baca Selengkapnya
Partai Golkar dukung Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, di pemilihan umum 2024.
News

Partai Golkar Dukung Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal Cawapres Prabowo

Penulis: Mustika Sari
21 Oktober 2023 | 22:14 WIB

ROTASIASIA.COM - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, memimpin rapat kerja nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang berlangsung di Kantor Dewan...

Baca Selengkapnya
Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama Hilang di Norwegia
News

Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama Hilang di Norwegia

Penulis: Zainal
19 Februari 2023 | 18:14 WIB

Dosen UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama dikabarkan hilang di Norwegia. Sebelumnya dinyatakan hilang, Ahmad Munasir diketahui...

Baca Selengkapnya
Truk Nyasar ke Kuburan
News

Heboh Truk Nyasar ke Kuburan Usai Ditumpangi 2 Cewek, Sopir Linglung

Penulis: Zainal
15 September 2022 | 18:15 WIB

Rotasiasia.com - Percaya tak percaya, cerita berbau mistis masih menjadi sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan. Terbaru, sebuah truk nyasar ke...

Baca Selengkapnya
Promoted

Tenang Karena Tahu: Saat Pengetahuan Jadi Awal Ketenangan Hidup

5 November 2025 | 12:45 WIB
Promoted

Kesehatan sebagai Bentuk Cinta yang Tak Terlihat

2 Mei 2025 | 13:38 WIB
Promoted

Sering Terlupakan, Inilah Instrumen Investasi yang Paling Penting

31 Oktober 2024 | 12:57 WIB
Promoted

Memperingati Hari Hepatitis Sedunia: Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Hati Keluarga

2 Agustus 2024 | 16:17 WIB
Games

Sandi Harian Hamster Kombat 14 Juli 2024, Kode Morse: TRUST

14 Juli 2024 | 04:13 WIB
Games

Sandi Harian Hamster Kombat 11 Juli 2024, Kode Morse: WHALE

11 Juli 2024 | 02:57 WIB
Promoted

Bukan Hanya Harta, Warisan Ini Juga Harus Dipersiapkan

3 Mei 2024 | 17:11 WIB
Promoted

Hanya Sebesar Kepalan Tangan, Pahami Peran Ginjal bagi Kesehatan

13 Maret 2024 | 18:02 WIB
Promoted

Jangan Biarkan Gangguan Tiroid Ganggu Aktivitasmu

10 Januari 2024 | 23:27 WIB
Seni & Hiburan

Apa Itu Mistar dan Mengapa Dianggap Penting dalam Berbagai Aspek Kehidupan

1 Januari 2024 | 02:48 WIB
News

Kisah Pendaki Gunung Slamet Hilang Misterius Setelah Ada Suara Kentongan dan Aroma Kemenyan

31 Desember 2023 | 04:27 WIB
Promoted

World Diabetes Day: Prodia Luncurkan Penawaran Spesial Khusus Pengendalian Diabetes

1 November 2023 | 16:23 WIB
News

Partai Golkar Dukung Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal Cawapres Prabowo

21 Oktober 2023 | 22:14 WIB
Promoted

Merdeka dari Penyakit dengan Check-up dan Vaksinasi bersama Prodia

16 Agustus 2023 | 18:24 WIB
Promoted

Cek Hepatitis Sejak Dini, Cegah Sesal Kemudian Hari

15 Agustus 2023 | 15:21 WIB
Promoted

Kesehatan Keluarga yang Utama untuk Momen Bahagia yang Lebih Lama

6 Juli 2023 | 14:43 WIB
Promoted

Golden Years, Golden Deals untuk Sehat bersama Prodia

6 Mei 2023 | 13:54 WIB
Promoted

Pastikan Tubuh Sehat, Silaturahmi Semakin Hangat

14 April 2023 | 13:18 WIB
Promoted

Anak Usaha Prodia Luncurkan Aplikasi Kesehatan “U by Prodia”

10 Maret 2023 | 13:45 WIB
Seni & Hiburan

Lo Lieh, Aktor Asal Pematang Siantar Pertama yang Sukses Guncang Hollywood

21 Februari 2023 | 00:26 WIB
News

Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama Hilang di Norwegia

19 Februari 2023 | 18:14 WIB
  • Kontak
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms

© 2022 Rotasiasia.com

barak berita hari ini barak bola danau toba sinata

No Result
View All Result
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES

© 2022 Rotasiasia.com

barak berita hari ini barak bola danau toba sinata