Rotasi Asia ID – Pipit Erniza Putri (24), seorang ibu muda asal daerah Parungkuda, dalam kondisi kritis setelah dipaksa melahirkan melalui operasi atau operasi caesar. Sebelumnya ia bolak-balik ditolak beberapa rumah sakit karena sedang penuh. Alhasil, ia berhasil melahirkan berkat bantuan Kapolres.
Berjuang untuk menemukan rumah sakit di tengah kepadatan COVID-19 di beberapa rumah sakit bukanlah tugas yang mudah. Pipit bahkan ditolak sejumlah rumah sakit (RS) karena keterbatasan peralatan untuk merawat pasien COVID-19 sementara kehamilannya terganggu.
“Kondisi sudah bukaan 7, tapi tidak ada dorongan dan tidak ada mulas, tidak ada kontraksi. Saat itu kami berada di klinik, saya juga merasa kasihan pada bidan yang mengatasi hal ini, dia tidak tidur, tidak istirahat. Minggu 11 Juli sekitar pukul 11.00 WIB ketuban pecah, hingga pukul 14.00 WIB masih belum ada reaksi sampai pihak klinik memutuskan untuk merujuk mereka karena harus melahirkan dengan cara operasi caesar,” kata Ernavati, ketua RW 14 Kampung Babakan Sundatangan, Desa Sundabend, yang menemani Pipit dan keluarganya, Senin (12/7/2021).
Di tengah keadaan darurat PPKM, Ernawati akhirnya membawa Pipit ke rumah sakit umum di kawasan Chibadak dengan ambulans. Namun tidak ada dokter di rumah sakit karena hari libur, pihak rumah sakit menawarkan rumah sakit di daerah Sukabumi.
Baca Juga: Putra Sulung Presiden Jokowi Dipastikan Positif Covid-19
“Kemudian kami ke rumah sakit swasta di kota, ternyata sudah penuh, lalu kemudian ke RSUD R Syamsudin SH. Tetapi ketika kami tiba, saya secara pribadi yakin bahwa rumah sakit itu juga penuh dengan gambaran banyaknya pasien di luaran. Akhirnya. kami kembali ke Asyifa, ”kata Ernavati.
Singkatnya, beberapa rumah sakit dikunjungi menolak untuk merawat mereka karena kepadatan pasien dan kurangnya peralatan medis.
“Pada akhirnya, kami kembali ke rumah sakit di Cibadak sebelum kami kehabisan oksigen. Akhirnya kami kembali ke klinik yang sebelumnya, saya mengapresiasi kliniknya, mereka bantu keluarga pasien semaksimal mungkin,” ujarnya.
Saat itulah Ernavati meminta bantuan salah satu kerabatnya, Anita Mulyani, Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi. Anita kemudian membagikan informasi darurat tersebut kepada tim pengirim pesan Gugus Tugas COVID-19. Saat itu pukul 02.00 WIB dini hari.
“Entah bagaimana, kami diminta kembali ke kota Sukabumi, sampai kami bertemu ibu Sumarni yang ternyata Kapolsek Kota Sukabumi. Saat itu kami dirawat di RSUD R. Syamsudin S.Kh. Sampai alhamdulillah, kemarin pukul 13.00 WIB Pipit selamat melahirkan anak perempuan,” bisik Ernavati.
Kapolres Sukabumi Kota AKBP Sumarni mengaku hanya berkoordinasi dengan RSUD R Syamsudin SH. Menurutnya, dia meminta bantuan dokter yang dia kenal, yang bisa membantu pasien dalam keadaan darurat.
“Jadi setelah salat magrib, saya cek handphone di tim gugus tugas COVID-19, ada pesan dari Bu Anita. Saat meminta bantuan, dia mengatakan, seorang warga Parungkuda mengalami ketuban pecah sebelum melahirkan. Informasi semua RS bilang bolak balik ke Sukabumi dan tidak dapat melayani karena penuh, dari Parunykuda ke Sukabumi dari Minggu sore, dia cari ke berbagai RS untuk cek di Bogor, mungkin dia tidak dapat,” kata Sumarni.
Sebagai sesama perempuan, Sumarni mengaku hatinya bergejolak karena mengetahui kisah kegawatdaruratan pasien yang hendak melahirkan. Sumarni merujuknya ke beberapa rumah sakit, tetapi hampir semuanya penuh sesak, dan ada juga rumah sakit yang ternyata tidak memiliki dokter anestesi.
“Kondisi ibu yang akan melahirkan itu memang harus benar-benar dioperasi caesar, karena selaput janin atau ketuban sudah pecah. Saya merasa bertanggung jawab, saya menghubungi Dr. Bahrul Anwar di RSUD R Syamsudin SH. Minta tolong karena darurat,” kata Sumarni.
Terakhir, pihak RSUD R Syamsudin SH setuju untuk menerima wanita dalam proses persalinan tersebut. Sumarni turun tangan langsung hingga pasien datang dan memastikan kondisinya sudah dirawat. Sumarni memahami kemampuan tenaga medis di masa pandemi sama terbatasnya dengan rumah sakit lainnya. Namun, karena ini adalah situasi yang mendesak, ibu bisa segera mendapatkan bantuan.
“RSUD R Syamsudin mengkondisikan dulu untuk dokter-dokternya. Sampai akhirnya alhamdulillah ibu itu melahirkan melalui operasi caesar, saya dan pihak rumah sakit membantu karena kondisinya sangat mendesak. Saya juga dibantu Pak Dandim 0607, beliau juga bertanggung jawab dan membantu berkomunikasi dengan pihak rumah sakit,” pungkas Sumarni. (*)
Baca Juga: Baru Ijab Kabul Langsung Ditalak, Pernikahan Berujung Baku Hantam
Baca Juga: Dagangan Diborong Habis, Penjual Sate Tambah Kaget Usai Pembeli Buka Masker
sumber: detik.com