Topsumutpress.com – Sengketa lahan memakan korban kembali terjadi. Kali ini di Desa Hilitotao, Kecamatan Aramö, Kabupaten Nias Selatan.
Dua keluarga di desa tersebut cekcok soal plang pembatas tanah dan berujung dengan pertikaian bersenjata tajam, Minggu (18/11/2018).
Akibat insiden itu, tiga orang terluka parah. Ketiganya, yakni Yosef Anöitazaro Ndruru (38), Tandazowa’a Ndruru (55), dan Ohenaso Ndruru (30), mengalami kritis usai kena tikam di bagian dada dan punggung.
Sementara, para terduga pelaku penikaman masing-masing bernama Suara Hati Ndruru (26), Kristofel Ndruru (35), dan Hardinus Ndruru (15).
Informasi dihimpun, saat ini ketiga korban berada di Rumah Sakit Umum Lukas Hilisimaetanö Telukdalam.
“Gara-gara tanah. Tanah yang disengketakan kedua pihak ini konon sudah dihibahkan dan pihak korban diduga sudah menerima dana ganti rugi. Pihak pelaku tidak senang lantaran merasa berhak juga atas tanah itu,” ungkap Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Nias Selatan Ipda Demonstar Hasibuan, Senin (19/11/2018).
Ipda Demonstar menuturkan, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (18/11/2018).
Kala itu, Yosef Anöitazaro Ndruru (38) melihat ada plang kayu terpasang di jalan samping gereja, tepat di depan rumahnya.
Plang tersebut bertuliskan, “Jalan ini milik gereja, harus bayar Rp2,5 juta”. Seketika Yosef bertanya dengan suara lantang (berteriak) perihal siapa orang yang memasang plang tersebut.
Tak lama, Suara Hati Ndruru (26) keluar dari rumahnya. Ia lalu menghampiri Yosef dan mengaku dirinyalah yang memasang plang itu. Suara Hati mempersilakan Yosef untuk mencabut plang apabila berani.
Yosef pun mencabut plang tersebut. Begitu plang tercabut, Suara Hati langsung menghujamkan bogem mentahnya ke mata kiri Yosef. Baku hantam terjadi.
Selanjutnya, Ayah Yosef, Tandazowa’a Ndruru (55), turun ke arena perkelahian bermaksud untuk memisahkan keduanya. Hal itu berhasil. Suara Hati kembali masuk ke rumahnya.
Namun tak disangka, abang Suara Hati, Kristofel Ndruru (35) bersama anak kandung Kristofel yang masih pelajar SMP, Hardinus Ndruru (15), masuk ke arena perkelahian dengan berlari sambil membawa belati.
Duet maut ayah-anak ini pun menyerang dan menikam Tandazowa’a hingga tersungkur. Adek Yosef, Ohenaso Ndruru (30), yang kala itu juga berada di lokasi kejadian ikut ditikam.
Usai kejadian, ketiga terduga pelaku langsung kabur ke hutan yang ada di pinggir desa.
Demonstar menambahkan, ketiga terduga pelaku sudah diamankan.
“Kasus ini masih dalam penyidikan. Tadi sore, kita sudah bawa para terduga pelaku ke lokasi pertikaian untuk mencari barang-barang bukti,” ujar Demonstar mengakhiri. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunmedan.com dengan judul, ‘Tiga Warga Kritis, Pertikaian Tanah Berujung Bentrokan Berdarah di Nias Selatan’




