GARA-GARA dicurigai telah menebang sebuah pohon yang dianggap keramat oleh warga desa, seorang pria dibakar warga setelah amuk massa. Pelaku berjumlah ratusan orang kemudian menyulut api dan membakarnya.
Menurut warga desa, Sanju Pradhan (34) adalah pelakunya. Ia awalnya diseret keluar oleh massa dari rumahnya dari Desa Chaprideepa, Distrik Simdega, Jharkhand, pada suatu sore.
Melansir The Indian Express, Rabu (5/1/2022), Pradhan diseret keluar rumah karena tidak menghadiri pertemuan untuk membahas dan menyelesaikan masalah penebangan pohon.
Massa lantas membawa Pradhan ke dekat Desa Besrajara, tempat pertemuan itu diadakan, dan diamuk di dekat pasar.
Sejumlah petugas di Kantor Polisi Kolebira mengatakan, Pradhan adalah mantan anggota Partai Komunis India (Maois).
Jenazah Pradhan yang hangus ditemukan pada malam hari setelah penduduk desa mengizinkan polisi untuk datang ke tempat itu.
Petugas Kantor Polisi Kolebira Rameshwar Bhagat mengatakan, penduduk desa sebelumnya keberatan karena Pradhan menebang sejumlah pohon di daerah keramat tersebut.
“Mereka tidak ingin penebangan pohon berlanjut sehingga pertemuan diadakan dengan departemen kehutanan wilayah pada Juli 2021,” kata Bhagat.
Setelah pertemuan itu, Pradhan berjanji tidak akan menebang pohon lagi di daerah itu karena dianggap keramat oleh warga desa.
Namun, baru-baru ini, Pradhan kembali menebang pohon di sana sehingga membuat penduduk desa marah.
“Pertemuan diadakan lagi, tetapi Pradhan tidak muncul. Masyarakat desa yang marah membawanya ke Besrajara dan memukulinya sampai mati,” kata Bhagat.
“Mereka juga membakar jenazahnya. Kami bergegas ke lokasi setelah mendapat informasi. Kami baru bisa ke tempat itu setelah bernegosiasi dengan penduduk desa,”sambung Bhagat.
Sejauh ini, polisi belum melakukan penangkapan karena lebih dari 500 orang terlibat terhadap kematian Pradhan.
Wakil Komisaris Simdega Sushant Gaurav mengatakan, insiden tersebut adalah sebuah kemalangan.
“Memang benar bahwa penduduk desa menganggap daerah tempat orang yang biasa menebang pohon sebagai tempat keramat. Pemerintah dan polisi sedang bekerja untuk membawa para pelakunya ke pengadilan,” tutur Gaurav.
sumber: kompas.com