Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan aksi perundungan menyebar di media sosial. Video ini kemudian dibagikan oleh beberapa akun dan mendapatkan banyak tanggapan dari warganet. Kebanyakan warganet memberikan respon negatif kepada pelaku. Apalagi bisa dikatakan pelaku masih belum cukup umur dan dinilai perlu pembinaan kembali.
Video tersebut memperlihatkan seorang korban ditarik hingga terduduk di atas tanah. Setelah itu, beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan kepada korban. Bukan hanya tindakan fisik, namun juga melalui kata-kata. Tidak sampai disitu, pelaku terus melakukan aksinya bahkan ketika aksi ini dilakukan di pinggir jalan.
“Kau kawan aku, nggak tega aku ngelakuin ini sama kau. Nggak usah muka sedih kau,” ucap dari salah satu pelaku. Sedangkan 1 korban lain juga terduduk di atas tanah karena tidak bisa melakukan perlawanan. Aksi ini terus berlanjut hingga beberapa saat hingga pelaku puas.
Masih Menjadi Persoalan yang Klasik
Aksi perundungan yang melibatkan remaja masih menjadi momok bagi banyak orang. Bahkan tidak jarang pelaku aksi perundungan merupakan teman dekat atau teman sepermainan. Hal ini membuat korban juga tidak berani melaporkan aksi tersebut. Peristiwa ini kemudian menjadi sulit diinvestigasi karena tidak ada keterangan yang memadai.
Kasus perundungan yang melibatkan 2 korban di Medan Belawan ini sendiri sebenarnya terjadi di pinggir jalan. Namun, tidak tahu mengapa tidak ada orang yang mencoba melerai aksi tersebut. Bahkan pelaku juga dengan bebas melakukan aksinya meskipun sedang berada di tempat umum.
Aksi seperti ini sering terjadi dan biasanya dilakukan demi kepuasan. Belum diketahui apa motif dari para pelaku. Hingga saat ini masih dalam tahap investigasi dengan menghadirkan beberapa saksi, termasuk kedua korban. Diharapkan kasus ini segera selesai dan aksi perundungan bisa diakhiri. [bgze]