Rotasi Asia ID – Minggu (04/04) bencana tanah longsor dan banjir bandang terjang Flores tepatnya di desa Nele Lamadiken, Kecamatan Ile Boleng. Musibah terjadi sekitar pukul 01.00 Wita saat wilayah tersebut diguyur hujan yang cukup lebat. Akibat kejadian tersebut, puluhan rumah rusak serta puluhan korban jiwa dinyatakan hilang dan meninggal dunia.
Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli menjelaskan bahwa cuaca ekstrem beberapa hari belakangan ini menjadi penyebab utama bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di desa Nelle. Saat peristiwa terjadi warga tengah terlelah sehingga tidak bisa menyelamatkan diri dan hilang tertimbun tanah longsor serta tersapu banjir bandang.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Flores, Korban Meninggal Terus Bertambah
Musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi di desa Nelle juga membawa serta kayu dan batu besar yang menghantam langsung pemukiman warga. Akibat kejadian tersebut, puluhan rumah dinyatakan rusak berat. Sampai saat ini, korban meninggal yang telah ditemukan juga sudah mencapai 54 jiwa. Jumlah korban jiwa kemungkinan besar masih akan bertambah mengingat masih banyak warga yang dinyatakan hilang.
Alat Berat yang Terbatas Membuat Pencarian Korban Terhambat
Pasca musibah banjir dan tanah longsor yang menerjang desa Nelle, warga setempat dan petugas langsung melakukan pencarian terhadap korban. Akan tetapi proses evakuasi masih terhambat dengan ketersediaan alat berat yang masih sangat terbatas. Hal ini membuat sebagian warga menggunakan alat seadanya untuk proses evakuasi dan pencarian korban hilang yang kemungkinan tertimbun lumpur dan tanah longsor.
Saat ini proses pencarian korban masih berfokus di wilayah Waiwerang di mana menjadi wilayah yang melaporkan paling banyak korban hilang. Selain di wilayah Waiwerang, pencarian juga dilakukan di titik lain seperti Ile Boleng. Kawasan tersebut juga menjadi salah satu daerah paling parah terkena dampak dari musibah banjir dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur.
Keterbatasan alat berat di wilayah Weiwerang terjadi karena sebagian besar alat berat telah diterjunkan untuk evakuasi di wilayah Ile Boleng. Hal ini karena Ile Boleng menjadi titik utama lokasi kejadian dan diperkirakan banyak korban yang terjebak di dalam lumpur dan tanah longsor.
Walaupun dengan keterbatasan peralatan, warga dan petugas tetap melakukan pencarian korban secara maksimal. Sampai saat inipun, korban yang ditemukan juga terus bertambah hingga mencapai 54 jiwa. Sementara warga yang selamat diungsikan ke tempat yang lebih aman untuk menghindari terjadinya musibah susulan.
Pengiriman Bantuan Korban Bencana Terkendala Cuaca
Kejadian banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Flores meninggalkan kesedihan mendalam bagi warga sekitar. Selain harus kehilangan keluarga, banyak warga yang harus mengungsi karena rumahnya hancur tertimbun tanah longsor. Akibat bencana tersebut, wilayah Flores Timur menjadi terolisir sehingga pengiriman bantuan untuk korban juga mengalami kendala.
Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah berusaha mengirimkan bantuan logistic kepada korban banjir dan tanah longsor di Flores. Akan tetapi pengiriman bantuan sempat mengalami kendala akibat dari cuaca buruk. BNPB sendiri mencatat sedikitnya ada empat kecamatan dan tujuh desa yang terdampak musibah tersebut.
Baca Juga: Sedang Hamil, Cici Pergoki Calon Suami Serumah dengan Waria Jelang Hari Pernikahan
Kondisi cuaca yang tidak menentu beberapa hari terakhir memang membuat masyarakat di beberapa daerah harus lebih waspada akan adanya ancaman bencana alam. Bencana alam yang terjadi di Flores mengingat bahwa kita harus selalu menjaga lingkungan demi keselamatan bersama. Semoga bencana banjir di Flores bisa segera ditangani sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal. [bgze]