Rotasiasia.com – Bank Indonesia (BI) merasa terpanggil untuk berkontribusi nyata mendukung sektor pariwisata Danau Toba ke depan.
Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diamanahkan untuk berkiprah dalam pengembangan Danau Toba menjadi kawasan wisata kelas dunia.
Dukungan tersebut dilakukan melalui penguatan 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas) dan 2P (Promosi dan Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha).
Atraksi adalah produk utama sebuah destinasi wisata, yang berkaitan dengan apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi wisata tersebut.
Aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur menuju destinasi wisata. Dan amenitas adalah fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi.
Penguatan 3A dan 2P itu disampaikan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Hilman Tisnawan dalam sambutannya di acara penandatanganan kesekapatan atau Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan Pariwisata Danau Toba bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) di Sigapiton Kabupaten Tobasa. Jumat (16/11/2018)
“Meski memiliki potensi yang tinggi, pengembangan destinasi pariwisata Danau Toba masih menghadapi berbagai hambatan. Dan secara garis besar, kondisi 3A Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba masih perlu dioptimalkan,” tuturnya.
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), kata Hilman, data BI menunjukkan kita masih dihadapkan dengan permasalahan melek pariwisata. Trip Advisor juga mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki, mulai dari pengelolaan lingkungan pariwisata yang belum dilakukan dengan pelayanan standar, masalah kebersihan yang menjadi perhatian wisatawan, hingga ketersediaan fasilitas umum dan jasa pendukung di area wisata yang dinilai belum memadai.
“Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pengembangan destinasi kawasan pariwisata Toba ke depan. Sebagai wujud komitmen tersebut, pada hari ini akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama Pengembangan Ekonomi di Kawasan Danau Toba dengan BPODT,” ujarnya.
BI dan Pemkab Tobasa Teken Kerjasama
Dan untuk melengkapi hal tersebut, kata Hilman, pihaknya juga akan melakukan penandatangan perjanjian kerjasama tentang Kerjasama Pengembangan Ekonomi Daerah dengan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
“Dapat kami sampaikan bahwa mengawali penandatanganan ini, kami telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan. Pertama diskusi lintas pemangku kepentingan yang
telah dilaksanakan sejak Juli – September 2018. Dimulai dari stakeholders di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi Sumatera Utara, BPODT hingga Gubernur Sumatera Utara,” ungkapnya.
Kedua, lanjut Hilman, saat ini pihaknya juga sedang mengembangkan berbagai spot atraksi di kawasan Danau Toba, diantaranya adalah Desa Sigapiton yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, dan Desa Muara Sibandang yang dikembangkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga.
“Pengembangan spot atraksi dimaksud akan dititikberatkan pada kekuatan lokal setempat, serta melibatkan partisipasi aktif warga, seperti Desa Sigapiton dengan basis pertanian dan Desa Muara dengan basis kerajinan ulosnya. Ke depan, kami juga berkomitmen menambah
pengembangan spot atraksi lainnya di Kabupaten Samosir,” bebernya.
Ketiga, lanjut Hilman, dalam rangka penguatan promosi, pihaknya bekerjasama dengan PT Hagatekno Mediata Indonesia melaksanakan pelatihan kepada pelaku industri pariwisata khususnya pelaku usaha, blogger, vlogger/influencer serta seluruh pihak terkait agar dapat menciptakan konten kreatif melalui platform digital Toba Smile.
“Pelatihan akan diberikan kepada 400 orang peserta dan dilaksanakan dalam 3 seri yaitu seri yaitu Seri Tuktuk-Samosir, Seri Balige, dan Seri Kota Medan,” ujarnya.
Keempat, kata Hilman, untuk memperkuat layanan sistem pembayaran, BI bekerjasama dengan 4 bank, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan sistem pembayaran digital di kawasan
destinasi pariwisata Danau Toba.
“Pada kesempatan ini, sebagai wujud komitmen dimaksud, 4 bank akan memberikan fasilitas EDC (mesin Electronic Data Capture yang berfungsi untuk menerima pembayaran dari pelanggan ke toko menggunakan kartu, baik itu kartu kredit maupun kartu debit) kepada 20 merchant di area wisata Danau Toba,” katanya.
Kelima, sambung Hilman, dalam rangka mendukung clean money policy (kelancaran sistem pembayaran diejawantahkan dengan terjaganya uang tunai yang beredar di masyarakat dan dalam kondisi layak edar) dan peningkatan edukasi masyarakat, pada hari ini juga kami telah memfasilitasi kegiatan kas keliling di Desa Sigapiton yang disertai dengan kegiatan edukasi ciri-ciri keaslian uang rupiah.
“Terlepas dari apa yang Bank Indonesia lakukan, tentu masih banyak tantangan yang perlu kita benahi agar Danau Toba menjadi destinasi pariwisata berkelas dunia. Untuk itu, kami berharap sinergitas antar lembaga, instansi pemerintah, institusi perbankan serta Badan Otoritas Danau Toba dapat terus diperkuat,” tegasnya. (*/tsp)