Seperti sebuah pertunjukan Drama yang dimainkan oleh penduduk Suku Asli Papua. Latar belakang terjadinya perang pun cukup unik. Ada karena penculikan warga, pembunuhan anak, penyerbuan ladang dan masih banyak lagi.
Festival Lembah Baliem Anda bisa melihat teknik perang Suku Dani yang tidak mementingkan rasa ingin membunuh.
Tetapi, lebih mengedepankan kompetensi, senjata yang digunakan juga beragam. Ada busur panah yang panjangnya sampai 4,5 meter.
Untuk acara puncaknya, Anda bisa menikmati pesta daging Babi yang dimasak didalam tanah. Selain menjual kesenian tradisi mengenai peperangan.
Festival ini juga menjual berbagai macam souvenir yang bisa dibeli dan dijadikan oleh-oleh. Tidak hanya itu, Anda juga bisa berinteraksi langsung dengan mereka.
Perjalanan Panjang Menuju Lembah Baliem
Satu alasan mengapa kawasan ini menjadi surga destinasi di Indonesia. Untuk bisa menempuhnya membutuhkan biaya yang mahal.
Tetapi, keindahan alamnya tidak akan menipu perjuangan yang sudah Anda lakukan. Perjalanan udara menjadi rekomendasi untuk Anda pergi ke tempat ini.
Menuju Lembah Baliem Bila berangkat dari Jakarta, Anda akan transit di Makassar. Lalu, melakukan penerbangan menuju Bandara Sentani, hingga akhirnya sampai di Bandara Wamena.
Perlu waktu kurang lebih 13 jam sampai 16 jam dan harga tiket kurang lebih 3 jutaan untuk bisa sampai disana.
Perjalanan belum usai masih membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam sampai 5 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Dengan jalan pegunungan yang berkelok-kelok. Oleh karena itu, sebelum melanjutkan perjalanan tidak ada salahnya menginap lebih dahulu di penginapan dekat bandara, mulai dari Rp400.000,- sampai Rp1.000.000,-.
Pesona Wisata di Lembah Baliem
Selain melihat festival dan berkunjung ke Suku Dani. Berada di pegunungan Jayawijaya, membuatnya mempunyai banyak tempat-tempat menarik untuk dikunjungi. Tidak heran bila lembah Baliem ini disebut sebagai surganya tanah Papua.
Berikut beberapa rekomendasi yang bisa Anda jadikan pilihan
Telaga Biru Maima
Pesona pertama bisa Anda saksikan adalah Telaga Biru Maima. Warna airnya biru toska dan tersembunyi di balik tebing hijau tinggi.
Dari Distrik Maima membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam lama, berjalan kaki. Medan yang harus dilalui terjal dan sulit. Beberapa berupa tanah licin serta tanjakan.
Perjalanan masih terus berlanjut dengan melintasi air sungai dengan aliran sangat deras. Disini, sudah ada batang pohon dengan panjang 3 meter yang dijadikan pijakan untuk melewati sungai ini.
Tetapi, sampai disana, Anda akan dimanjakan dengan penampakan telaga cantik warna biru akibat dari gradasi pohon.
Sayangnya, Anda tidak diperkenankan untuk berenang ke dalam Telaga. Karena, kawasan ini masih suci. Takutnya, mengotori kesucian yang selama ini sudah terjaga ratusan taun lamanya.
Keindahannya, semakin terasa dikala siang. Di mana sinar matahari yang terang membuat keindahannya semakin terpancar.
Tempat terakhir adalah Air Terjun Napua. Menuju lokasi Anda harus berjalan melewati ladang jagung. Tanah yang berlumpur, tanjakan naik turun.
Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk bisa sampai disana. Tidak jauh dari air terjun, ada Honai yang berfungsi sebagai tempat istirahat wisatawan.
Memiliki ketinggian 7 meter. Debit airnya lumayan deras dan tidak akan mengering walau berada di musim kemarau.
Di bawah aliran airnya ada sebuah kolam yang bisa digunakan untuk berendam dan berenang. Pemandangan sekitar lebih didominasi pepohonan hijau dan tebing lumut.
Kawasan ini memang menjadi pusat kebudayaan dan pariwisata di Papua. Banyak wisatawan mancanegara sudah sering datang dan menyaksikan suguhan alam kelas dunia ini.
Walaupun, sulit dan membutuhkan biaya besar. Namun, pengalaman tidak akan terlupakan jika Anda berkunjung di Lembah Baliem ini. (*)