Topsumutpress.com – Niat Brigadir I Gusti Kade Sukamiarta (32) akrab disapa Gus Maiz, untuk mengayuh bahtera rumah tangga atau menikah dengan kekasih tercintanya, kandas.
Belum sempat melamar, Polisi asal Mendoyo Dangin, Banjar Tengah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali itu jadi korban meninggal akibat disapu bencana gempa dan tsunami di Palu.
Rencananya, Polisi yang bertugas di Palu sejak 2005 setelah lulus SPN Singaraja itu, pada hari Selasa (2/10/2018) besok, Gus Maiz sedianya akan pulang ke Bali.
Dan selanjutnya, pada hari Kamis (4/10/2018) atau Jumat (5/10/2018), Gus Maiz mengajak ayahnya, Gusti Kade Sukadana, beserta dengan ibunya, I Gusti Ayu Kade Miliasih (63), terbang ke Palu.
“Maunya akan ada lamaran. Anak saya akan menikah dengan pacarnya yang ada di Palu,” tutur Gus Sukadana lirih saat ditemui di kediamannya, Minggu (30/9/2018). Demikian dikutip dari tribunnews.com.
Menurut Gus Sukadana, dewasa (hari baik) pernikahan sudah ditetapkan keluarganya. Pernikahan secara adat Bali itu dijadwalkan menjelang Hari Raya Galungan pada Desember mendatang.
“Rencananya menikah dekat-dekat dengan perayaan Galungan mendatang,” ungkap Sukadana mengenai hari baik pernikahan Gus Maiz, anak kedua dari dua anaknya dengan I Gusti Ayu Kade Miliasih.
Namun takdir berkata lain, Gus Maiz yang merupakan anggota Satlantas Polres Palu menjadi salah satu korban
gempa diikuti tsunami yang menerjang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Jumat (28/9/2018) sore.
*** Pacarnya Selamat
Kakak perempuan Gus Maiz, I Gusti Ayu Putu Widiantarini (35), menuturkan, terakhir berkomunikasi lewat telepon dengan adiknya dua hari sebelum kejadian.
Dan kabar meninggalnya Gus Maiz disampaikan pacar adiknya, yang berhasil selamat dan kini berada di pengungsian.
“Sempat pacar adik saya telepon kemarin malam (Sabtu malam). Dia bilang kalau adik meninggal. Posisi pacarnya adik di pengungsian, tapi ditelepon lagi tidak bisa,” ucap Widiantari. (*/tsp)