Penting bagi pasangan yang baru menikah untuk memahami fungsi perencanaan keuangan keluarga agar terhindar dari permasalahan finansial!
Rotasiasia.com – Keluarga muda atau pasangan yang baru menikah kerap kali bingung dalam mengatur atau mengelola keuangan mereka. Hal ini wajar terjadi lantaran pasangan yang baru menikah akan mengalami penyesuaian baru, dari yang tadinya hidup masing-masing menjadi hidup berdua, dari yang tadinya pemasukan dan pengeluaran dikelola terpisah kini menjadi satu sehingga diperlukan komunikasi agar tidak terjadi kekacauan keuangan.
Tips Jitu Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Muda
Nah, bagi Anda pasangan yang baru menikah, berikut ini 7 tips proses perencanaan keuangan yang baik untuk keluarga yang bisa Anda terapkan.
1. Menentukan Skala Prioritas
Menentukan skala prioritas keuangan untuk keluarga baru merupakan hal yang penting. Sebab, setelah menikah, pemasukan dan pengeluaran pasangan menjadi satu sehingga bila tidak ada skala prioritas, hal ini dapat menimbulkan kekacauan keuangan.
Untuk menghindari hal tersebut, Anda perlu mendiskusikan bersama pasangan mengenai skala prioritas keuangan, mulai dari rencana untuk membeli rumah, biaya pendidikan kuliah anak di masa depan, hingga budget untuk gaya hidup.
2. Kesepakatan Pembagian Peran
Tips selanjutnya untuk perencanaan keuangan keluarga baru adalah melakukan pembagian peran. Hal ini bertujuan agar kebutuhan belanja rutin bulanan dapat terpenuhi dan tidak saling tumpang tindih.
Jika Anda dan pasangan sama-sama bekerja, Anda dan pasangan dapat berbagi peran dalam membayar kebutuhan-kebutuhan rumah tangga, tentunya setelah seluruh pengeluaran bulanan telah dirinci dengan matang.
Apabila suami bertanggung jawab membayar cicilan rumah, mobil, dan asuransi, istri bisa berperan untuk membayar kebutuhan konsumsi harian seperti listrik, air, dan kuota internet. Intinya adalah kesepakatan antara Anda dengan pasangan.
3. Mencatat Anggaran Keuangan Bulanan
Mencatat anggaran keuangan bulanan merupakan cara untuk mengetahui besaran pengeluaran dan kondisi kesehatan keuangan. Dengan melakukan pencatatan, pengeluaran Anda dan pasangan akan lebih tepat sasaran serta lebih jelas uang tersebut digunakan untuk apa saja.
Anda bisa membagi keuangan ke dalam pos-pos tertentu, misalnya pada pos kebutuhan rutin bulanan mencakup tagihan listrik, air, kuota internet, dan lain-lain. Lalu, pada pos keinginan, ada rencana untuk pergi berlibur dan jajan di luar sesekali.
Selain itu, Anda bisa juga membuat pos ekstra guna memenuhi kebutuhan tidak terduga, seperti biaya servis perabotan yang rusak, kado pernikahan, hingga obat-obatan.
4. Menabung dan Berinvestasi
Perencanaan keuangan untuk keluarga baru tidak hanya terbatas pada masalah mengalokasikan pendapatan atau pengeluaran saja, tetapi juga mencakup aktivitas menabung dan investasi. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan yang membutuhkan dana yang tidak kecil. Sebagai contoh, biaya pendidikan kuliah anak. Butuh dana yang tidak sedikit, bukan?
Apalagi, inflasi biaya pendidikan termasuk tinggi, yakni mencapai 12% per tahun. Mau tidak mau, tujuan keuangan untuk biaya anak nantinya perlu dibantu dengan berinvestasi. Karena itu, penting untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilan untuk berinvestasi.
5. Menyiapkan Dana Darurat
Tips berikutnya yang tidak boleh luput dari perhatian adalah menyiapkan dana darurat. Banyak orang masih menganggap enteng dana darurat. Padahal, dana cadangan yang satu ini penting untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga saat mengalami kondisi tidak terduga, seperti suami terkena PHK atau saat anak jatuh sakit.
Lantas, berapa besarnya?
Idealnya, besaran dana darurat untuk keluarga muda yang baru menikah adalah 9 kali pengeluaran rata-rata bulanan. Jika sudah memiliki anak, jumlah dana darurat yang mesti disiapkan adalah 12 kali pengeluaran rata-rata, dan begitu seterusnya. Makin banyak jumlah tanggungan, makin besar pula dana darurat yang harus disiapkan.
6. Membelanjakan Uang untuk Barang yang Dibutuhkan
Belilah barang yang memang dibutuhkan agar perencanaan keuangan tetap berada pada jalurnya. Untuk mencegah kalap saat berbelanja bulanan, Anda dapat membuat daftar belanjaan terlebih dahulu di rumah.
Selain itu, tidak perlu ragu membeli barang diskon jika memang barang tersebut dibutuhkan. Tentunya dengan harga yang memang sesuai.
7. Melakukan Evaluasi
Pada dasarnya, hidup berjalan secara dinamis sehingga perubahan rencana di kemudian hari adalah keniscayaan. Untuk itu, mengevaluasi perencanaan keuangan keluarga secara rutin tiap bulannya juga perlu dilakukan. Jika ditemukan over-budget pada pos tertentu, Anda dan pasangan dapat menemukan solusinya.
Nah, demikianlah tips perencanaan keuangan keluarga yang bisa Anda praktikkan bersama pasangan. Semoga bermanfaat! (*)