Topsumutpress.com – Seorang cewek terduga pelaku pembuangan orok di semak-semak, berinisial HEL (16), diamankan pihak Polres Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.
Ibu muda itu membuang orok bayinya, yang diperkirakan berumur kurang dari 24 jam, di semak-semak Jalan G ObosXXVII Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya Kota Palangkaraya, pada Kamis (9/8/2018).
Ibu yang membuang bayi langsung diamankan polisi dan masih mendapat perawatan di RS Bhayangkara di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya.
Demikian disampaikan Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar dalam konfrensi persnya bersama jajarannya dan dokter yang menangani kasus penemuan bayi laki-laki tersebut pada Jumat (10/8/2018). Seperti dikutip dari akun Facebook Yuni Rusmini.
Kapolres mengungkapkan, Ibu bayi dengan inisial HEL (16) mengakui sebagai orangtua yang membuang bayinya di semak-semak yang ada di belakang rumahnya.
Kapolres mengatakan, Ibunya masih di bawah umur termasuk teman lelakinya, atau bapak si bayi juga berumur 16 tahun, yang saat ini masih dalam pengejaran petugas.
“Mereka belum menikah tetapi melakukan huhungan intim hingga bayinya dilahirkan,” ujarnya.
Diceritakan, HEL pelaku yang tak lain adalah ibu bayi saat itu mengaku tidak tahu jika dia sedang hamil, tetapi saat kejadian dia mengaku sering pipis, entah kenapa saat itu pecah ketuban dan bayi pun keluar.
“Saat itu bayinya keluar sendiri tanpa bantuan bidan, oleh ibunya ditarik hingga bisa keluar dan diambilnya kertas kresek atau plastik kemudian di bungkus dan diletakkan di semak belakang rumahnya,” ujarnya.
Saat itu warga curiga, ada suara bayi di semak belakang rumah pelaku, bersama polisi kemudian melakukan pencarian suara yang kemudian diketahui memang suara bayi laki-laki yang hanya dibungkus plastik.
“Saat ini, Ibu bayi masih dirawat di RS Bhayangkara dan masih dalam pengawasan pihak rumah sakit RS Bhayangkara, untuk memulihkan kondisinya. Petugas kami hingga saat ini juga masih memburu pasangan lelakinya,” ujarnya.
Motif pelaku membuang bayinya, akibat pergaulan bebas akhirnya kebablasan dilakukan orangtua bayi hingga hamil dan melahirkan, kemudian nekat membuang bayi tersebut, karena merasa malu.
Bapak dari bayi merupakan pelajar salah satu SMK di Palangkaraya yang sedang tugas magang dari sekolah, sedangkan ibunya tidak sekolah atau putus sekolah dan selama ini tinggal bersama budenya di Palangkaraya yang ada di sekitar TKP.
Kondisi bayi terkini :
———————-‘
Masih dikutip dari Fb Yuni Rusmini, Petugas medis RS Doris Sylvanus di Jalan Tambun Bungai, Kelurahan Pahandut Kecamatan, Pahandut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, hingga Jumat (10/8/2018) masih berjuang untuk menyelamatkan bayi lelaki.
Kondisi bayi laki-laki yang saat ditemukan masih berumur kurang dari 24 jam, yang dibuang ibunya di semak belakang rumahnya di Jalan G Obos XXVII Palangkaraya,dan ditemukan warga, Kamis (9/8/2018) kini mulai memburuk.
Keterangan pihak rumah sakit Doris Sylvanus Palangkaraya, bayi tersebut hingga kini masih dirawat intensif di RS Doris Sylvanus di ruang perawatan bayi. Meski kondisinya terus memburuk dan harapan hidupnya kecil sekali karena ada luka sobek pada bagian perut dan kelihatan usus yang mau keluar pihak RS akan maksimal melakukan pertolongan.
Plt Wakil Direktur RS Doris Sylvanus, Palangkaraya bidang Pendidikan dan Kemitraan, dr Theodorus Sapta Atmadja, mengatakan, bayi yang mereka tangani masih dalam tahap pemulihan, meski kondisinya saat ini kian memburuk.
Kabid Diklit-SDM-Humas RS Doris Sylvanus Palangkaraya ini juga mengungkapkan, pihaknya belum bisa melakukan operasi untuk memasukkan usus bayi yang mau keluar dari dinding perutnya, karena kondisi bayi yang belum stabil.
“Kami tidak berani mengambil tindakan operasi karena sangat tidak memungkinkan dalam kondisi bayi yang belum stabil dan sangat mengkhawatirkan, meski saat ini tim dokter sudah siap melakukan operasi,” ujarnya.
Dikatakan, meski semua tindakan penyelamatan ditanggung RS, namun rencana melakukan operasi terhadap bayi tersebut oleh tim bedah dan dokter anak dibatalkan, karena kondisi tidak memungkinkan.
“HB nya 8,4 kemudian angka lekosit tinggi menandakan ada infeksi di tubuh bayi, sangat beresiko jika dilakukan opersi, sehingga kami putuskan untuk merawatnya secara intensif hingga kondisinya stabil,” ujarnya. (*)