Topsumutpress.com – Demi tanah kelahiran bapaknya, Mayjen (Purn) Sumiharjo Pakpahan, Kota Pematangsiantar, Suhanto Pakpahan nekat meninggalkan zona nyaman dalam kesehariannya sebagai direktur dan komisaris di sejumlah perusahaan.
Bahkan cita-cita untuk mendapatkan job bisnis yang lebih besar di luar negeri, yaitu Finlandia selepas menyelesaikan S2 dari Universitas Pertahanan Indonesia, pun rela dilepaskan atau ditunda oleh Suhanto Pakpahan demi Kota Pematangsiantar.
Suhanto rela belajar mengenai Kota Pematangsiantar mulai dari nol, guna memenuhi ‘perintah’ (permintaan) orangtuanya untuk berkontribusi membangun Kota Pematangsiantar sesuai dengan kemampuan bidang disiplin ilmu yang diperolehnya selama kuliah di perguruan tinggi.
“Bapak (Sumiharjo Pakpahan) masih merasa kurang banyak berbuat untuk pembangunan kota kelahirannya ini. Sebab, selepas lulus dari AKABRI dan kemudian aktif sebagai perwira di TNI, bapak tidak pernah bertugas di kota ini,” ujar pria yang lulus S1 dari Universitas Pelita Harapan itu kepada awak media.
“Setelah pensiun dari TNI, bapak ‘memerintahkan’ saya untuk menggantikan bapak mengabdi dan berbuat bagi kota kelahirannya ini. Jujur, sebagai anak, saya harus mengabdi kepada orangtua. Demi cita-cita baik bapak kepada kota ini, saya harus rela melepas atau menunda cita-cita saya sendiri,” tuturnya lebih lanjut.
Pemuda yang maju dalam pertarungan calon DPRD Kota Pematangsiantar dari Partai Hanura di Daerah Pemilihan (Dapil) I dengan nomor urut 2 itu, selepas menyelesaikan S2-nya tepatnya sejak Oktober 2018 lalu, ia telah menetap di Jalan Bah Binonom Kelurahan Sigulang-gulang Kecamatan Siantar Utara.
Dan sejak itu pula ia mulai terjun ke warung-warung kopi untuk melakukan pendekatan kepada warga, sekaligus mempelajari karakter warga Kota Pematangsiantar. Dari hasil terjunnya ke warung-warung kopi, muncul ide-ide sekaligus pertanyaan dalam benaknya, demi kemajuan dan Pembangunan Kota Pematangsiantar.
“Kadang mikir, kenapa kota ini betah dengan kondisi sekarang ini, apakah tidak ingin menjadi modern? Jujur, saya yakin kota ini bisa maju dengan meningkatkan ekonomi kreatif. Banyak saya dengar ide ide kreatif yang bernuansa kearifan lokal. Kenapa gak dimanage dengan baik,” cecarnya agak meninggi.
Dan dari hasil pendalamannya lebih lanjut, Suhanto menyimpulkan, bukan warga Kota Pematangsiantar yang tidak mau maju dan tidak mau modren, namun tata kelola pemerintahannya yang harus berbenah dengan memberikan fasilitas kepada warganya untuk maju semakin berkembang dan menyambut kota modren.
“Kota Pematangsiantar memiliki daya tarik tersendiri bila dikelola oleh orang yang tepat. Kota ini bisa kembali menjadi kota primadona bukan kota kenangan, bila kita berani memilih pemimpin yang berguna. Momennya saat ini, 17 April akan dilakukan pemilu 2019, ayo ke TPS, jangan golput,” tutupnya. (*/tsp)