Topsumutpress.com – Seorang oknum guru olahraga salah satu SD Negeri 122350 Jalan Sutomo Kecamatan Siantar Timur Kota Pematangsiantar, dilaporkan ke Polres setempat. Jumat (19/10/2018).
Oknum guru olahraga berinisial LYC (53) tersebut dilaporkan salah seorang orangtua muridnya yang keberatan atas perbuatan LYC yang menendang dan mencapit (mencubit pakai kuku) telinga putrinya hingga berbekas dan bengkak.
“Tadi bapaknya ini udah ke sekolah, guru olahraganya cuma bilang, bahwa dia memukul pakai perasaan. Tapi kenapa sampek berbekas dan bengkak begini,” cecar boru Butar-butar sambil menunjuk ke telinga putrinya.
“6 orang tadi kami dicapit kuping kami, di sini (nunjuk ke arah pantatnya) kami ditendang guru olahraga,” tambah murid kelas 6 berinisial JH, yang dibawa ibunya untuk membuat laporan. Dari Polres, ibu dan anak itu kembali ke sekolah bersama Polisi.
Di sekolah, berdasarkan pantauan, pihak Kepolisian beserta boru Butar-butar langsung disambut kepala sekolah, dan membawa petugas dan ibu korban ke dalam salah satu ruangan yang ada di sekolah tersebut.
Usai menerima kehadiran pihak kepolisian dan ibu korban beserta para orangtua korban lainnya, kepala sekolah, Hotlen Manik mengatakan LYC sudah pergi dari sekolah sesaat sebelum Polisi datang ke sekolah.
“Tadi udah kutelepon dia supaya datang ke sekolah, tapi tak diangkatnya,” ujar Hotlen yang menyerahkan penyelesaian permasalahan itu kepada pihak orangtua korban dan pihak kepolisian bersama dengan LYC.
“Karena, saya sebagai kepala sekolahnya, tidak bisa dibela itu. Tadi ada gotong-royong kebersihan, tiba-tiba anak-anak itu datang nangis-nangis kepada saya,” tutur Harlen yang menyebutkan bahwa LYC sudah maaf kepadanya.
“Saya bilang, jangan minta maaf sama saya, karena kalau orangtua melaporkan ini ke Polisi, saya tidak bisa menghempang orangtua itu. Saya bilang, kalau berani berbuat, harus berani bertanggungjawab.
Saat ditanya apakah kejadian yang sama sudah pernah terjadi di sekolahnya, Hotlen mengakui bahwa kejadian mencapit telinga dan menendang muridnya bukan kali itu saja terjadi di sekolahnya.
“Sebelumnya, kalaupun terjadi yang begini, bisa kita selesaikan secara kekeluargaan. Kalau tadi, biarpun silap, silap katanya, itu sudah jadi urusan polisi. Karena apapun ceritanya, orangtua tidak bisa saya bendung,” ujarnya.
Sementara, menurut pengakuan seorang murid yang jadi korban, mereka diperlakukan guru olahraganya demikian, karena tidak ma disuruh baris.
“Tadi kami disuruh baris, karena udah habis pelajaran, kami tak mau. Bapak itu langsung marah,” ujarnya. (n70/tsp)