Dalam bahasa Jepang sendiri bento artinya nasi bekal. Bekal ini berisi lauk pauk dan nasi yang dibawa ke tempat kerja, atau saat piknik. Meski mirip seperti bekal di Indonesia, tetapi bento punya kekhasan yaitu penampilannya yang menarik.
Membuat nasi bekal khas Jepang ini tidaklah asal. Butuh ketelatenan dan perjuangan dalam membuatnya. Apalagi isiannya tidak hanya menarik saja, akan tetapi juga harus memiliki nilai gizi tinggi.
Perpaduan dari nasi dan lauknya juga harus pas agar memiliki takaran gizi seimbang bagi pemakannya.
Nasi bekal ini, telah menjadi salah satu nilai seni di negara asalnya. Kini, kamu tidak harus ke negeri Sakura untuk menikmati sajian cantik khas Jepang. Sebab, banyak resto Jepang di Indonesia yang menawarkannya. Bahkan, orang Indonesia juga banyak yang mencoba peruntungan bisnis ini.
Sejarah Bento yang Sebaiknya Kamu Ketahui
Pada tahun 1560an, penduduk Jepang mulai memiliki gaya hidup untuk memakan di luar rumah. Lalu dibawalah makanan dari rumah memakai kotak dari kayu. Kebiasaan ini lama kelamaan menjadi hal lumrah dilakukan saat upacara minum teh. Lantas semakin berkembang saat zaman Edo.
Saat itu, bekal dibawa ketika akan melalukan piknik. Nasi bekal tersebut dahulu dibawa dengan cara yang unik, yaitu di taruh pinggang. Cara ini disebut juga dengan Koshikobento. Bekal juga dibawa saat menonton pertunjukan seni Noh dan Kabuki. Lama kelamaan hal ini menjadi semakin lumrah.
Meski semakin meluas, namun saat terjadi PD I kebudayaan membawa nasi bekal sempat hilang karena adanya movement pelarangan membawa nasi ke Sekolah. Alasannya, karena bisa menimbulkan disparitas, namun hal ini tak berlangsung lama, sebab ia kembali populer. Hingga kini terkenal di seluruh Dunia.