Artikel Wisata, Berita Viral & Keuangan
Sabtu, 6 September 2025
No Result
View All Result
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
No Result
View All Result
Artikel Wisata, Berita Viral & Keuangan
No Result
View All Result
  • BERITA
  • google news
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES
Home Keuangan
Kenapa Indonesia Masih Impor Beras Padahal Tanahnya Sangat Subur

Kenapa Indonesia Masih Impor Beras Padahal Tanahnya Sangat Subur?

Ini Alasan Kenapa Indonesia Masih Impor Beras Padahal Tanahnya Sangat Subur

Penulis: Bang Ze
7 September 2022 | 18:55 WIB
in Keuangan
A A

Masalah keempat kenapa Indonesia masih impor beras padahal tanahnya sangat subur adalah para petani juga seringkali terjerat hutang dan para tengkulak inilah yang berani meminjamkan uang ke petani untuk memulai proses pertanian. Jadi petani wajib menjual hasil panennya ke tengkulak tersebut dipotong bunga pinjaman modal.

Ironisnya, di satu sisi tengkulak menjadi pihak yang selalu membantu petani untuk menyerap hasil panen, tapi di sisi lain mereka juga yang mengeksploitasi petani dengan bunga tinggi atau harga jual yang rendah hingga profitnya kecil untuk para petani.

ADVERTISEMENT

Petani seolah tak punya pilihan lain. Salah satu masalahnya adalah keterbatasan akses permodalan atau pendanaan buat para petani supaya bisa jalan secara mandiri. Pasalnya, para petani tak mudah mendapatkan akses pinjaman kredit atau pinjaman modal usaha dengan jaminan tertentu ke pihak bank. Di sisi lain, masih sedikit sekali bank yang berani menyalurkan kredit ke petani.

Penyebab bank tak berani memberi modal ke petani adalah karena pihak bank juga masih khawatir dengan tingkat potensi kegagalan panen yang ujung-ujungnya bisa membuat kredit macet. Selain itu juga risiko gagal bayar menjadi pertimbangan pihak bank.

ADVERTISEMENT

Karena memang faktanya memprediksi produksi pertanian itu tak bisa semudah memprediksi produksi manufaktur pabrik. Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan, dari kondisi alam, banjir, kekeringan sampai hama wereng yang selalu jadi momok pertanian dalam negeri.

Selain itu pihak bank juga biasanya butuh aset yang bisa dijadikan jaminan kalau-kalau terjadi gagal bayar, yang mana jaminan aset yang biasa digunakan yaitu berupa sertifikat tanah.

Banyak yang mengira kalau para petani memiliki lahan pertanian yang luas, tetapi pada kenyataannya tidak. Masih banyak sekali petani dalam negeri yang belum memiliki sertifikat tanah. Sehingga mereka tak memiiki apa-apa untuk dijadikan jaminan ke bank.

Berdasarkan data Konsorsium Pembaruan Agraria 2016, ada 28 juta petani yang statusnya tak memiliki tanah dan kalaupun ada penyaluran kredit untk pertanian, 80% dari kredit cuma terpusat ke perkebunan skala besar saja. Padahal 75% petani dalam negeri adalah petani kecil yang kepemilikan lahannya cuma setengah hektar.

Sebenarnya ada juga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menawarkan pinjaman ke petani kecil dengan bunga rendah dan tanpa agunan, tapi proses administrasi dan seleksinya sangat ketat.

Karena tentunya bank juga tetap ingin cari aman yang mana pinjaman KUR juga harus menggunakan off-taker atau pihak yang berperan sebagai penjamin kalau-kalau si petani ini gagal bayar.

Sedangkan para petani sendiri tak familiar dengan mekanisme ini dan sedikit yang tahu kalau peminjaman KUR harus lewat off-taker.

Akhirnya mau tidak mau para petani balik lagi bergantung ke para tengkulak atau rentenir yang bisa menyediakan dana dengan cepat.

Dari sini bisa diketahui bagaimana kompleksnya masalah yang umumnya dialami para petani. Mulai dari pemodalan penjualan, aset pasar, bahkan faktor alam juga ikut menambah beban para petani.

Dengan adanya potensi besar tapi sistemnya masih tak efisien sebetulnya ada banyak ruang untuk bisa di ditingkatkan. Sayangnya hingga kini banyak generasi muda di Indonesia ia tidak memilih menekuni bidang pertanian ini.

Berdasarkan catatan pemerintah, 71% petani Indonesia berusia lebih dari 40 tahun dan dari tahun ke tahun makin sedikit tenaga kerja yang turun ke sektor pertanian. Meskipun ada solusi untuk menghadapi masalah ini, pasti dipastikan tak sederhana.

Akar Masalah Kenapa Indonesia Masih Impor Beras Padahal Tanahnya Sangat Subur

Akar masalah kenapa Indonesia masih impor beras padahal tanahnya sangat subur yaitu akses petani ke pusat pemasaran dan juga pemodalan di mana petani bisa dapat moda sekaligus pembinaan dan juga akses supaya mereka bisa langsung jual ke konsumen akhir.

Kemudian peningkatan infrastruktur penghubung antardesa di Indonesia masih belum optimal, baik kondisi jalan antar desa, saluran komunikasi, internet atau aspek keuangan.

Jika infrastruktur jalan dan sarana transportasi antar desa sudah bagus, harapannya bisa memangkas biaya transportasi dan juga ongkos kirim petani yang hendak menjual hasil panennya ke pasar.

Begitu juga dengan kebutuhan produksi petani seperti pupuk dan juga peralatan yang bisa didistribusikan dengan biaya murah, para petani tak perlu lagi terlalu bergantung kepada tengkulak.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memerhatikan sektor pertanian yang potensial secara ekonomi yang permintaannya di pasar dunia banyak tapi malah belum dioptimalkan.

Misalnya bahan dasar coklat alias tanaman kakao. Produk kakao ini diperkirakan punya nilai pasar dunia sebesar 30 miliar dollar AS dengan pertumbuhan per tahun sebesar lima persen sampai tahun 2006.

Pasar yang paling potensial ada di Eropa, soalnya menurut data dari kemenlu Belanda, Eropa adalah importir coklat terbesar di dunia. Sedangkan Indonesia adalah salah satu produsen Kakao terbesar kelima di dunia tapi produksi kakaonya masih belum maksimal karena rata-rata petani punya lahan kurang dari setengah hektar pdahal luas idealnya di atas dua hektare per petani.

Berdasarkan penelitian Rubiyo dan Siswanto, produktivitas petani kakao olahan kecil tak sampai 500 kilo per hektar, sedangkan produktivitas perkebunan besar bisa sampai 730 sampai 740 kilo per hektarnya.

Dari sini bisa dilihat bahwa komoditas ini keuntungannya besar sekali. Berdasarkan berbagai sumber lain, rata-rata margin profit komoditas ini di atas 100% bahkan hampir 200%.

Solusi terakhir mengatasi masalah kenapa Indonesia masih impor beras padahal tanahnya sangat subur adalah tentu saja dengan peningkatan kualitas SDM petaninya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), cuma 0,3 persen saja petani yang punya pendidikan tinggi di Indonesia, sisanya didominasi pendidikan rendah bahkan tak sekolah. Padahal tiap tahun ada ribuan sarjana di bidang pertanian yang lulus kuliah.

Sayangnya mayoritas kelulusan pendidikan tinggi bidang pertanian justru lebih milih berkarir di sektor lain. Padahal ketika anak muda berpendidikan tinggi mau terjun ke pertanian, mereka terbukti mampu memberdayakan para petani dan mengelolanya sampai untung besar.

Demikianlah penjelasan tentang kenapa Indonesia masih impor beras padahal tanahnya sangat subur. Semoga dapat menginspirasi generasi muda Indonesia supaya bisa ikut serta menyelesaikan masalah pertanian di Indonesia. (*)

Page 2 of 2
Prev12
Share11SendShare

Related Posts

Alasan Harga Bahan Pokok Menjadi Lebih Mahal
Keuangan

5 Faktor dan Alasan Harga Bahan Pokok Menjadi Lebih Mahal

Penulis: Bang Ze
4 September 2022 | 17:33 WIB

Rotasiasia.com - Kenaikan harga bahan pokok dan juga potensi krisis pangan terjadi di banyak negara termasuk di Indonesia. Hal ini...

Baca Selengkapnya
Dana Darurat
Keuangan

Apa Itu Dana Darurat? Ini Definisi, Fungsi, Tips dan 3 Cara Menghitungnya

Penulis: Bang Ze
31 Agustus 2022 | 21:53 WIB

Rotasiasia.com - Berbicara tentang cara menghitung dana darurat pasti sudah tidak asing lagi, ya? Anda mungkin sudah bosan juga mendengarnya....

Baca Selengkapnya
Perhitungan Pensiun Dini
Keuangan

Begini Cara Perhitungan Pensiun Dini untuk Karyawan Swasta!

Penulis: Bang Ze
31 Agustus 2022 | 21:15 WIB

Rotasiasia.com - Pensiun dini merupakan salah satu pilihan untuk keluar dari rutinitas kerja full time lebih dini. Ada banyak faktor...

Baca Selengkapnya
Perencanaan Keuangan Pribadi
Keuangan

Perencanaan Keuangan Pribadi: 5 Cara Membuat dan Manfaatnya

Penulis: Bang Ze
31 Agustus 2022 | 20:41 WIB

Rotasiasia.com - Setiap orang perlu memiliki perencanaan keuangan pribadi yang baik agar dapat memiliki kondisi keuangan yang sehat sehingga mampu...

Baca Selengkapnya
Promoted

Kesehatan sebagai Bentuk Cinta yang Tak Terlihat

2 Mei 2025 | 13:38 WIB
Promoted

Sering Terlupakan, Inilah Instrumen Investasi yang Paling Penting

31 Oktober 2024 | 12:57 WIB
Promoted

Memperingati Hari Hepatitis Sedunia: Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Hati Keluarga

2 Agustus 2024 | 16:17 WIB
Games

Sandi Harian Hamster Kombat 14 Juli 2024, Kode Morse: TRUST

14 Juli 2024 | 04:13 WIB
Games

Sandi Harian Hamster Kombat 11 Juli 2024, Kode Morse: WHALE

11 Juli 2024 | 02:57 WIB
Promoted

Bukan Hanya Harta, Warisan Ini Juga Harus Dipersiapkan

3 Mei 2024 | 17:11 WIB
Promoted

Hanya Sebesar Kepalan Tangan, Pahami Peran Ginjal bagi Kesehatan

13 Maret 2024 | 18:02 WIB
Promoted

Jangan Biarkan Gangguan Tiroid Ganggu Aktivitasmu

10 Januari 2024 | 23:27 WIB
Seni & Hiburan

Apa Itu Mistar dan Mengapa Dianggap Penting dalam Berbagai Aspek Kehidupan

1 Januari 2024 | 02:48 WIB
News

Kisah Pendaki Gunung Slamet Hilang Misterius Setelah Ada Suara Kentongan dan Aroma Kemenyan

31 Desember 2023 | 04:27 WIB
Promoted

World Diabetes Day: Prodia Luncurkan Penawaran Spesial Khusus Pengendalian Diabetes

1 November 2023 | 16:23 WIB
News

Partai Golkar Dukung Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal Cawapres Prabowo

21 Oktober 2023 | 22:14 WIB
Promoted

Merdeka dari Penyakit dengan Check-up dan Vaksinasi bersama Prodia

16 Agustus 2023 | 18:24 WIB
Promoted

Cek Hepatitis Sejak Dini, Cegah Sesal Kemudian Hari

15 Agustus 2023 | 15:21 WIB
Promoted

Kesehatan Keluarga yang Utama untuk Momen Bahagia yang Lebih Lama

6 Juli 2023 | 14:43 WIB
Promoted

Golden Years, Golden Deals untuk Sehat bersama Prodia

6 Mei 2023 | 13:54 WIB
Promoted

Pastikan Tubuh Sehat, Silaturahmi Semakin Hangat

14 April 2023 | 13:18 WIB
Promoted

Anak Usaha Prodia Luncurkan Aplikasi Kesehatan “U by Prodia”

10 Maret 2023 | 13:45 WIB
Seni & Hiburan

Lo Lieh, Aktor Asal Pematang Siantar Pertama yang Sukses Guncang Hollywood

21 Februari 2023 | 00:26 WIB
News

Dosen UII Ahmad Munasir Rafie Pratama Hilang di Norwegia

19 Februari 2023 | 18:14 WIB
Promoted

50 Tahun Hadir Dalam Ekosistem Kesehatan di Indonesia, Prodia Siap Melangkah Lebih Jauh Berkontribusi Membangun Kesehatan Bangsa

2 Februari 2023 | 15:27 WIB
  • Kontak
  • Pedoman
  • Policy
  • Terms

© 2022 Rotasiasia.com

barak berita hari ini danau toba sinata

No Result
View All Result
  • BERITA
  • BISNIS
  • SEHAT
  • HOBI
  • ENTERTAINMENT
  • GAMES

© 2022 Rotasiasia.com

barak berita hari ini danau toba sinata